,

REVIEW + RESENSI NOVEL "COLD COUPLE" by Bayu Permana [Gabungan Dua Es yang Berbeda]




Judul : Cold Couple
Penulis : Bayu Permana
Penerbit : Aksara Plus+
Genre : Fiksi Remaja
Halaman : 280 halaman
Tahun terbit : 2018
ISBN : 978-602-1279-75-5
Harga : Rp 78.000 (Harga Pulau Jawa)
Rate : 🌟🌟🌟🌟
Blurb :

Ini adalah kisah cinta antara Sandra dan Edgar, dengan sifat keduanya yang hampir mirip. Sandra adalah gadis pendiam dan Edgar adalah lelaki yang dingin.

Sandra yang awalnya menjalani home schooling, terpaksa harus pindah ke sekolah formal karena paksaan ayahnya. Sifat pendiamnya membuat Sandra sulit bersosialisasi, sehingga membuat semuanya terasa sukar dijalani. Terlebih, Sandra memliki sebuah fobia yang tak biasa, yaitu fobia terhadap sentuhan. Ia sama sekali tidak bisa disentuh, dan bisa pingsan bila mendapat sentuhan sedikit saja. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Edgar, siswa yang dijuluki pangeran es oleh orang-orang di sekitarnya.

Lelaki itu memang terkenal dingin, cuek, dan jarang bicara. Namun, ketika mengetahui tentang fobia yang dialami Sandra, muncul keinginan dalam hatinya untuk melindungi gadis itu. Edgar bisa menunjukkan perhatian dan rasa sayangnya tanpa harus banyak bicara.

Mereka bisa saling memahami, meskipun hanya dalam diam. Dan ini adalah sebuah gambaran tentang es yang dingin dan beku, tetapi ternyata memiliki kehangatan di dalamnya.


***


Sebelum saya mereview, saya ingin berbagi sedikit cerita pada kalian. Awalnya, saya menemukan cerita ini di wattpad, lebih tepatnya di bagian recommended. Melihat blurb dari cerita ini, saya jadi penasaran dan akhirnya saya add library. Bukan hanya Cold Couple saja, tapi juga cerita dari Kak Bayu yang lainnya, seperti Straight, Gamers.

Ketika itu, saya membaca hanya sebagian saja, mungkin sekitar 6 chapter. Lalu, berhenti mengoperasikan dunia orange karena dikejar deadline untuk tugas. Maklum, saya adalah pelajar jebolan kurikulum 2013. Setelah sekian lama, saya kembali membuka wattpad dan ingin lanjut membaca Cold Couple. But, I’m feeling so disappointed. Kenapa? Karena sebagian isi cerita sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Sedih? Iyalah.

Beruntungnya, ada salah satu teman saya yang punya novel karya Bayu Permana ini. Sepertinya, dia ikut PO, karena di dalamnya ada signature Kak Bayu. Finally, karena mupeng banget buat baca, saya pun meminjamnya dengan sistem barter novel.

Okay, sekian cerita singkat dari saya.

Mari simak review-annya.

Keep enjoy and happy reading, guys!


***


Diawali dengan riuh penonton atas kemenangan seorang Edgar Januar dalam perlombaan karate di sekolahnya. Cowok ganteng dengan sikap dingin yang sering berdiam diri di kelas atau mendekam di perpustakaan. Dia tergolong murid yang irit omong, karena selalu menghindar ketika diajak berbicara. Bukan tanpa alasan ia bertindak demikian. Hanya saja, ia benci dipermainkan.

Perlahan, diam dan dinginnya seorang Edgar pudar saat menyadari kehadiran Sandra Maharani, murid baru di sekolahnya. Sandra menghabiskan waktu belajarnya dengan sistem home-schooling, karena mengidap haphephobia -fobia terhadap sentuhan-. Sandra pikir, ia tidak akan mendapat teman di sekolah barunya, mengingat jika ia tidak pandai bersosialisasi. Namun, dugaannya salah. Ia mendapat teman bernama Mina dan berkesempatan untuk mengenal sosok Edgar.

Edgar merasa tertarik dengan Sandra. Ia lebih banyak tersenyum jika sedang bersama Sandra. Hingga pada akhirnya, Edgar mengetahui fobia yang diderita oleh Sandra. Dalam hati kecilnya, terbesit keinginan untuk terus berada di sisi Sandra guna melindunginya. Awalnya, Sandra memberi jarak antara dirinya dengan Edgar. Namun, hatinya menolak dan ia pun perlahan membuka pintu hatinya untuk penyemangat hidupnya, Edgar Januar.


“Edgar, makasih karena masa sekolah nggak terasa menyeramkan lagi.” [page 143]


Kedekatan Sandra dan Edgar menarik perhatian Hans, ayah Sandra. Ia adalah seorang penulis dan berniat menulis cerita yang didasarkan pada kisah nyata anaknya. Hans merasa bahwa Edgar benar-benar tulus dan menyayangi Sandra. Sandra tidak bisa menyangkalnya, terlebih ketika Edgar meninju Sanggi yang kala itu sedang menggoda Sandra.

Suatu hari, Edgar meminta Sandra untuk berkunjung ke rumahnya. Sandra ingin menolak, namun ia tidak sampai hati dan akhirnya memilih untuk menyetujuinya. Di rumah Edgar, Sandra bertemu dengan Andrew dan Cecil yang merupakan paman serta bibi dari Edgar. Sekelebat memori menyesakkan muncul di otak Sandra ketika melihat sosok Andrew.

Fobia Sandra mengundang gunjingan dari ibu-ibu tetangga di kompleksnya. Tidak sedikit dari mereka yang berpikiran bahwa Sandra dan ayahnya hanya mengada-ada atas penyakit tersebut. Mereka berpikir demikian karena Edgar selalu mengantar jemput Sandra.

Bagi Edgar, kehadiran Sandra dalam hidupnya seperti memberi warna. Sejak kehadiran Sandra, dunianya berpusat hanya pada satu titik. Ia tidak menoleh pada siapupun, termasuk pada Eva. Baginya, Sandra saja sudah cukup.

Sandra hampir putus asa atas terapi penyembuhan fobianya. Namun, Edgar dengan sabar menyemangatinya. Pada titik itulah, Sandra termotivasi agar cepat pulih dari fobianya. Ia ingin pulih demi ayahnya dan Edgar.


“Aku memang tak bisa melindungimu yang melibatkan sentuhan. Tetapi air yang mengalir hingga embusan angin pun tahu aku senantiasa berharap yang terbaik untukmu.” [page 167]


***


Saya menyukai cerita ini karena penyajian alurnya sangat epik dan tidak terduga. Konfliknya juga tidak terlalu berat, sehingga tidak memusingkan kepala. Isi ceritanya juga tidak melulu soal cinta-cintaan, sehingga bisa dibaca oleh semua kalangan. Gaya bahasa dan penulisan kalimat serta dialognya juga santai, sehingga lebih mudah dipahami. Cover dan ilustrasinya juga bagus dan cocok. Di awal tiap bab-nya jua tersaji quotes-quotes. Selain itu, di awal cerita disuguhkan prolog yang manis dari tokoh utama serta di akhir cerita juga ditutup dengan epilog keduanya.

Dari sekian banyak yang saya suka, ada satu hal yang kurang berkenan di hati saya. Yaitu, mengenai harga. Menurut saya, harga yang tertera cukup mahal, mengingat bahwa novel ini tidak terlalu tebal dan ukuran kertasnya juga terbilang kecil.

Over all, saya menyukai cerita ini. Saya memberikan rate 4 bintang untuk “double ice” yang ditulis oleh Kak Bayu. Cerita ini disarankan untuk dibaca oleh kalian yang butuh motivasi. Sekali lagi, ini aman untuk dibaca oleh semua kalangan, termasuk di bawah umur.

So, is it an amazing story, right? And you must read it. Thank you.


"Kita yang terluka, kita yang mencinta, kita yang sama."

0 Comments:

Post a Comment