,

REVIEW + RESENSI NOVEL "CATASTROPHE" by Melanie Jung [Berdamai dengan Masa Lalu]





Judul : Catastrophe
Penulis : Melanie Jung
Penerbit : Kubus Media
Genre : Fiksi Remaja
Halaman : vi + 302 halaman
Ukuran buku : 14x20 cm
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-61000-3-0
Harga : Rp 75.000
Rate : 🌟🌟🌟🌟
Blurb :

“This is more than jus a nightmare.”

Arella Rabella, menganggap dirinya sendiri sebagai sebuah malapetaka dalam kehidupan, karena apa yang terjadi di masa lalu maupun apa yang terjadi sekarang ini.

Terlebih lagi, saat Arella membawa malapetaka di kehidupan seorang Ferrel Ghio Ravaro—cowokyang sulit mengekspresikan diri pasca trauma, yang sudah muak dengan segala kesialan yang selama ini selalu menimpa dirinya.


***


HALO!! APA KABAR?

Setelah sekian lama vacum dari dunia tulis menulis, saya kembali lagi dengan membawa sejuta kebahagiaan wkwk. *apa sih, garing bat.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Penerbit Kubus Media yang telah mengadakan event giveaway saat Hari Kartini bulan lalu, dan menyatakan saya sebagai salah satu pemenang yang berhak mendapatkan satu novel terbitan KM. By the way, Catastrophe ini adalah novel kedua terbitan Kubus Media yang saya baca setelah SIN.

Saya pertama kali tau tentang karya-karya Kak Melanie ini di wattpad. Dia adalah salah satu penulis wattpad hits dengan user @greek-lady. Waktu itu saya, baca dan add library “Cewek Kalong”, karena masih belum tertarik baca Catastrophe hihi. Hingga pada akhirnya, saya mendapat rekomendasi novel Catastrophe dan Vapor yang sama-sama ditulis Melanie Jung dengan title penerbit yang sama, yaitu Kubus Media.

Dan kali ini, saya diberi kesempatan untuk mengulas novel Catastrophe lebih dulu.

Selamat membaca!


***


Catastrophe. Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata tersebut? Dalam Kamus Bahasa Inggris, kata Catastrophe memiliki arti “malapetaka”.

Bagi Arella Rabella, malapetakanya adalah ketika tidak sengaja menabrak sebuah BMW berwarna putih tulang di hari pertamanya bersekolah. Parahnya, mobil itu adalah milik sang most wanted boy yang juga merampel sebagai kapten basket SMA Dirgahayu. Dia bernama Ferrel Ghio Ravaro, si cowok dingin yang irit ngomong dan tidak bisa mengekspresikan diri.


“Lo,” katanya dengan rahang mengeras. “Ganti rugi.” [page 7]


Ferrel adalah satu dari sekian banyak cowok dingin yang hari-harinya membosankan. Sekolah,  makan, main, tidur, kurang lebih seperti itu dan selalu saja begitu. Namun, ia juga harus bersyukur karena dipertemukan dengan tiga orang gila yang telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi temannya. Mereka adalah Sandi, Jordan, dan Fellix.

Pagi itu, ia sengaja mengirimkan pesan pada Sandi untuk menjemputnya dan berangkat ke sekolah bersama. Mengingat mobilnya masih di bengkel dan motor sportnya kehabisan bensin. Saat sampai di lorong sekolah, ia bertemu dengan Arella dan menagih utangnya.


“Lagian anak sekolah aja gaya-gayaan bawa mobil mahal segala.” [page 21]


Karena dirundung kesal akibat utang, Arella berniat untuk melampiaskannya pada cowok peritungan, yakni Ferrel. Ia berhasil mempermalukan Ferrel dengan menghujaninya dengan uang receh dan dua ribuan kusut. Aksi nekatnya itupun semakin membuat Ferrel naik pitam.


“Utang lo nambah. Mempermalukan gue, dua kali lipat.” [page 25]


Ferrel tidak sengaja menemukan jam tangan milik Arella -yang katanya memiliki sejarah tersendiri-. Di waktu bersamaan, ia membuka e-mail dari seseorang di masa lalunya (sebenarnya sudah lama, namun baru ia buka) untuk mengikuti balapan. Tidak ingin orang tersebut menjadi pendampingnya saat balapan, Ferrel mengajak Arella untuk menggantikan posisi seseorang itu dengan imbalan akan mengembalikan jam tangan milik Arella. Arella menyetujuinya, asalkan jam tangan itu kembali padanya.


Lain halnya dengan Ferrel yang bertemu dengan orang-orang gila, Arella justru dipertemukan dengan tiga bidadari Dirgahayu bernama Marissa, Hana, dan Lisa. Banyak yang menilai bahwa geng Marissa adalah untuk kalangan high class, karena mereka mainnya mahal.


“Emangnya gue gak boleh apa main sama mereka yang mainnya mahal, mentang-mentang gue punya utang sama lo?” [page 89]


Hari dilaksanakannya balapan pun tiba (ini balapan resmi ya, karena juga ada sponsornya). Ferrel membawa Arella ke sirkuit balap dan memperkenalkan pada teman-temannya. Tanpa diduga, ia malah bertemu dengan masa lalunya.


“Kenalin, ini Arella. Cewek gue.” [page 107]


Realita memang tak selalu berjalan mulus sesuai dengan ekspektasi. Ferrel belum mampu untuk kembali lagi ke arena balap. Trauma mendalam yang masih berkaitan erat dengan arena balap membuatnya enggan menginjak pedal gas. Arella yang belum mengenal Ferrel sepenuhnya hanya bisa menenangkannya. Dan dari sinilah, Ferrel bisa melihat sisi yang lain dari Arella yang cerewet dan tidak tau malu. Tanpa mereka sadari, pada titik itulah malapetaka dua insan ini dimulai.


Siapakah sosok yang menyebabkan trauma mendalam bagi Ferrel di arena balap? Kejadian seperti apa yang sudah terjadi di masa lalu yang membuat Ferrel seperti itu? Apakah Arella mampu membangkitkan lagi rasa keberanian Ferrel?


Sifat pengertian Arella membuat Ferrel nyaman. Ia sendiri merasa khawatir dengan keadaan Arella yang saat itu sedang sakit. Ia merasa Arella memiliki sebuah trauma. Rasa khawatir dan pedulinya menggerogoti setiap relung hatinya dan membuat Ferrel kelimpungan sendiri. Kemudian, ia memutuskan untuk bertanya pada ketiga temannya perihal perasaannya.

Arella ternyata menyembunyikan fakta dari Ferrel bahwa dia mengidap suatu penyakit yang bisa saja berakibat fatal. Sandi yang mengetahui perihal penyakit itu pun memberitahu Ferrel. Ferrel merasa sakitnya Arella disebabkan oleh kesalahan dirinya. Arden -adik Arella- yang mendengar hal itu pun ingin melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada Ferrel, namun ia urungkan atas pemintaan sang kakak. Ferrel dengan rasa bersalahnya, meminta maaf karena telah membahayakan nyawa Arella. 


“Lo gak pernah minta maaf. Tapi, ini kali keduanya lo minta maaf dengan sungguh-sungguh sama gue.” [page 154]


Keadaan Arella semakin membaik. Hal tersebut juga berlaku dalam hubungannya dengan Ferrel. Tanpa diduga, Ferrel dengan entengnya meminta izin kepada Pricill -Mama Arella- untuk menjadikan Arella sebagai pacarnya.


“Bakalan munafik kalo Mama ngelarang, karena dulu Mama juga pacaran.” [page 180]


Sekali lagi, realita berbanding terbalik dengan ekspektasi. Ferrel mengira bahwa hubungannya dengan Arella akan baik-baik saja. Namun, siapa sangka jika sebuah takdir ternyata mampu menyayat hati kedua insan tersebut? Inilah si Catastrophe yang menjadi puncak dari isi novel ini.


Silahkan membaca novel versi cetaknya, untuk mengetahui penyebab trauma Ferrel di arena balap, penyakit berbahaya Arella, dan takdir menyakitkan yang dihadapi keduanya.

Selamat penasaran!


***


Ada beberapa hal yang saya masukkan dalam kategori keunggulan novel ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Dari segi fisik, saya menyukai covernya. Berwarna merah dengan huruf C yang tercetak di tengahnya dengan aksen retak-retak dan terlihat seperti bulan sabit.
  • Tidak menjual judul. Hanya ada kata “Catastrophe” di bagian depan dan tulisan Melanie Jung @greek-lady dibawahnya. Jika dibalik, kalian akan menemukan kalimat “This is more than just a nightmare” yang akan menyedot kalian ke dalam malapetaka.
  • Tidak menitik beratkan pada dialog manis kedua tokoh utamanya. Bisa kalian temukan, beberapa dialog receh dan ambigu milik teman-teman Ferrel yang akan menghibur kalian.


“Ampun, Bang. Jangan paksa aku menatap matamu yang tajam itu. Aku belum siap tuk jatuh cinta lagi.” [page 36]



  • Jangan lupakan tokoh Arden, yang menjadi sosok adik super dingin dengan segala pesonanya yang bahkan diakui sendiri oleh kakaknya, yaitu Arella. Dialognya disajikan dengan super unyuk dan bisa biki ketiwi. HAHA!

“Pala lo keras bat kayak batu.” [page 132]

  • Konfliknya ringan dan simple. Jadi, cocok untuk pembaca yang nggak suka konflik belibet.
  • Kata-katanya “jaman now” banget. Jadi, mudah dipahami.
  • Penambahan ilustrasi tanda telepon, room chat, dan beberapa tanda yang ada di wattpad (seperti tanda views, vote, dan comment) serta gadis kecil yang sedang menaiki ayunan berbentuk love memberikan kesan unyu-able.
  • Tidak mengandung unsur romansa berbau mature, sehingga SANGAT AMAN untuk dibaca. Namun, ada beberapa umpatan khas anak sekolah yang dilontarkan kepada teman dekatnya, yang perlu di-filter untuk pembaca dibawah umur.
  • Penyertaan maksud dari Bahasa Sunda yang tercantum. Sehingga orang luar yang tidak paham dengan Bahasa Sunda tetap mengerti.
  • Ada extra part bernama Hidden Chat yang berisi rentetan chat grup dari geng Ferrel dan Arella. Unik dan lucunya, kedua grup ini malah membahas tentang salah satu drama Korea yang lagi booming saat itu, sebut saja Goblin.

Disamping itu, masih ada beberapa hal yang sangat disayangkan dari novel ini, diantaranya adalah :
  • Karena konfliknya yang ringan dan simple, membuat alurnya mudah sekali ditebak. Di point ini, mungkin pendapat tiap orang berbeda ya. Pendapat ini murni menurut saya pribadi, yang notebenenya adalah penyuka novel dengan tingkat konflik yang lumayan ribet dan tidak tertebak.
  • Kurang quote-able. Hal ini sangat disayangkan dalam penyajian novel ini, karena kebanyakan pembaca menyukai novel karena quotes-quotes pembukanya. Tapi, point ini bisa diatasi dengan penjabaran narasinya, yang beberapa diantaranya bisa dijadiin quotes.
  • Masih ada some typos, seperti pengulangan kata yang menyebabkan pemborosan, penekanan spasi yang tidak pas, peletakan tanda baca yang tidak sesuai. Ini juga bersifat objektif kok, terlebih di kalimat peletakan tanda baca yang tidak sesuai. Itu menurut saya pribadi ya, tapi bisa dimaklumi, penulis dan editor adalah manusia yang memiliki rasa letih. Jadi, typo itu wajar karena nggak mengganggu.

Over all, saya menyukai cerita ini. Saya memberikan rate 4 bintang untuk “malapetaka” yang ditulis oleh Kak Melan ini.

Penilaian bersifat objektif dan SAMA SEKALI tidak memiliki niatan untuk menjatuhkan penulis.


So, is it an amazing story, and you must read it.

Thank you.
Continue reading REVIEW + RESENSI NOVEL "CATASTROPHE" by Melanie Jung [Berdamai dengan Masa Lalu]