,

REVIEW + RESENSI NOVEL "MELODYLAN" by Asriaci [Ketika Hati Tidak Bisa Memilih]




Judul : MeloDylan
Penulis : Asriaci
Penerbit : Coconut Books
Genre : Fiksi Remaja
Halaman : 328 halaman
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-6940-67-4
Harga : Rp 89.000
Rate : 🌟🌟🌟🌟🌟
Blurb :

Bukan sakitnya yang membuatku menderita.
Tapi bekas luka itu yang membuatku
Terlalu sakit untuk mengingatnya.

***

Melody mempunyai masa lalu yang buruk dengan mantan pacarnya. Hal itu yang membuatnya pindah dan berusaha menjauh dari segala hal yang melibatkan dia dengan masa lalunya. Melody terus menghindari setiap masalah yang terjadi di dalam hidupnya, dia tidak pernah menyelesaikan masalah itu secara tuntas karena keraguan dan ketakutan yang ada di dalam dirinya.

Dylan cowok yang selalu membuat masalah, dia senang dengan masalah-masalah yang terjadi di dalam hidupnya, apapun yang dia lakukan pasti menimbulkan masalah. Setiap masalah membuat Dylan merasa warna-warni dan lika-liku dalam hidup itu nyata adanya.

Pertemuan keduanya bukan tanpa alasan, saling tarik-menarik dan berbeda paham satu sama lain. Tapi, mampukah keduanya menyesuaikan dengan karakter dan sifat yang berbeda dalam suatu ikatan yang disebut cinta?

***

Sebelumnya, saya mau ngucapin terima kasih banyak kepada hari libur panjang yang telah jatuh dan ditetapkan tanggalnya. Terlepasnya saya dari belenggu tugas-tugas yang numpuknya nggak elegan sehingga menjadi penghalang terselesaikannya review MeloDylan ini. Terima kasih juga kepada temanku tercinta yang bersedia meminjamkan Dylan-nya untuk kupeluk sementara wkwk.

Ok, tanpa banyakin bacot, langsung saja saya kupas tuntas novel best seller karya Asriaci yang berhasil bikin pembacanya jatuh cinta sama tokoh fiksi bernama Dylan.

Just remember guys. This is Dylan, not Dilan.

Kalo Dilan (yang pake I), itu anaknya Ayah Pidi Baiq, bukan Kak Aci.

***

Kisah ini dibuka dengan adegan Melody Alexandria atau yang akrab dipanggil Melody tengah menunggu hujan reda di sebuah cafe sambil ditemani segelas milkshake oreo favoritnya. Hujan yang tak kunjung reda membuatnya gelisah, karena ia tidak bisa pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Ditolehnya ke sekeliling cafe, hingga ia melihat segerombolan cowok di pojok cafe yang sedang asyik mengobrol. Dari segerombolan cowok itu, yang ia tahu hanyalah Dylan Arkana -cowok yang begitu terkenal di sekolahnya-. Tak ada pilihan lain dan bermodalkan nekat juga terpaksa, Melody pun menghampiri meja Dylan dan teman-temannya dengan tujuan agar Dylan mau mengantarkannya pulang.


“Masih aja pada ngebet sama Dylan, udah tau Dylan gak doyan cewek,” [page 9]


Kabar mengenai Dylan yang mengantar pulang Melody menjadi trending topik di sekolahnya. Saking cepatnya menyebar, berita itu pun sampai di telinga Bella. Bella adalah kakak kelas Melody dan juga sahabat Dylan. Dia menjadi satu-satunya cewek yang begitu dekat dengan Dylan dan diperlakukan dengan baik oleh Dylan.


“Gue denger lo nganterin pulang adek kelas kemarin malam?” [page 15]


Entah ketiban sial atau memang karena takdir, Melody malah menjadi sasaran bully siswi-siswi di sekolah yang mendamba sosok Dylan. Sejujurnya, Melody tidak tahu menahu resiko apabila sedang berurusan dengan Dylan. Pasalnya, ia adalah murid baru disana.

Angga Calvin -pacar Anna- mendesak Dylan agar turun tangan meredam topik pembicaraan tersebut di sekolah. Sebenarnya, itu adalah permintaan Anna -sahabat Melody sekaligus sepupu Dylan-. Merasa risih karena Angga terus saja mendesaknya, Dylan pun bersedia membantu cewek itu. Di samping itu, Angga berharap agar Dylan bisa move on dari sosok cewek yang masih saja setia mengisi hati sahabatnya itu.


“... move on bukan berusaha melupakan, tapi mengikhlaskan.” [page 20]


Jika Melody berpikir pindah sekolah akan membuatnya terbebas dari masalah dan bisa melupakan masa lalunya, itu salah besar. Justru, di sekolah barunya, ia mendapat banyak masalah dan selalu saja berhubungan dengan Dylan, seseorang yang berusaha ia hindari belakangan ini.

Pertama, perihal Yugo. Dia adalah sosok cowok yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di sekolah karena selalu bermasalah dengan Dylan. Kali ini, Yugo tidak langsung berhadapan dengan Dylan, melainkan Melody. Yugo mengungkit berita yang masih hangat dibicarakan -mengenai Dylan yang mengantar pulang Melody-. Karena setahu Yugo, Dylan tidak akan memberi tumpangan pada sembarang orang dan tipikal cewek yang diincar Dylan adalah cewek cantik blasteran, bukan cewek lokalan.


“Lo kasih badan lo kan buat Dylan, makanya dia mau nebengin lo di mobilnya.” [page 32]


Yugo sengaja menggunakan Melody sebagai media untuk menyakiti Dylan. Dengan kurang ajarnya, Yugo mempermalukan Melody di depan umum, tepatnya di kantin. Dylan datang menghampiri Yugo dan menonjok rahangnya.  Namun, Yugo tidak membalas karena ia merasa puas telah memancing emosi Dylan. Ia juga semakin yakin bahwa ada hubungan diantara Melody dan Dylan.

Jadi, siapakah Yugo sebenarnya? Mengapa ia selalu bermasalah dengan Dylan? Dan apa yang telah diperbuat Yugo kepada Melody hingga Dylan marah? Baca kisah lengkapnya hanya di novel.


“Kalau mau populer jangan kampungan.” [page 35]


Kedua, perihal Bianca. Dia adalah senior yang suka mem-bully dan berstatus sebagai pacar Yugo.  Ia melabrak Melody karena menganggap Melody itu anak baru yang sok cantik dan kecentilan. Padahal, Bianca tau kronologi kejadiannya. Wah, jadi apakah ada alasan lain yang mendasari ketidaksukaan Bianca terhadap Melody?


“Kalau gak suka, jangan lihat. Kalau gak tahu, jangan bicara. Kalau gak peduli, jangan menghakimi. Kalau gak bisa memiliki, jangan membenci.” [page 39]


Bagi Dylan, mencintai itu tidak harus memiliki. Dylan menyukai seseorang. Namun, seseorang itu menyukai Fathur. Dulu, ketiganya bersahabat, tapi sebuah keadaan membuat hubungan ketiganya merenggang dan berjauhan. Keadaan diperumit dengan kehadiran sosok baru di tengah-tengah ketiganya. Sosok baru yang perlahan mampu menggeser keberadaan seseorang dalam hati Dylan. Sosok baru yang mampu menyita seluruh ruang kosong di dalam hati Fathur. Siapakah sosok itu?


“Tadi Fathur bilang sama gue, kalo lo adalah orang yang sangat sayang sama gue dan lo pasti mau nerima gue. Tapi, sekarang yang ada di hati lo bukan gue lagi, karena selama ini gue selalu mengabaikan perasaan lo. Seiring berjalannya waktu, perasaan lo mulai menguap dan pindah. Terkadang, waktu bisa menjadi hal yang paling menyakitkan ya, Lan?” [page 133]


Entah apa yang ada di pikiran Dylan saat itu. Katanya, Dylan adalah sosok yang bisa menghargai dan menjaga perasaan peremupuan. Katanya, Dylan adalah tipikal orang setia yang hanya fokus dengan satu perempuan saja. Namun, semua berubah ketika ia berhadapan dengan Melody. Dylan sendiri tidak tahu, perasaan macam apa yang membuatnya begitu ‘gila’ jika bersama Melody. Melody sendiri juga tidak tahu, alasan mengapa Dylan selalu berada di sisinya. Mungkinkah Dylan menyukai Melody? Lalu, bagaimana dengan seseorang yang menjadi cinta pertama Dylan? Sudahkah Dylan menyerah untuk mendapatkan balasan dari seseorang itu? Jika iya, apakah perasaan Dylan benar-benar tulus dan serius terhadap Melody?


“Katanya kamu mau sama aku, kalau mau sini deket aku. Biar kamunya bahagia, dan aku dapat pahala.” [page 167]


Waktu terus berjalan berangsur-angsur. Masalah yang dihadapi Melody mulai terselesaikan, termasuk masalahnya dengan mantan pacarnya. Semua itu tidak luput dari nasihat Dylan. Dylan yang menyuruh Melody berdamai dengan masa lalunya, bukan malah melarikan diri. Niat awal Melody adalah menghindari Dylan, tapi kenapa Dylan malah membantu menyelesaikan masalahnya? Jika seperti ini, quotes “Semua berubah seiring berjalannya waktu” benar adanya bukan?


“Jangan terlalu lama membenci karena pada akhirnya kamu akan lelah sendiri.” [page 201]


Hubungan antara Melody dan Dylan ternyata sudah memiliki kejelasan. Mulanya, hubungan mereka berjalan indah seperti pada umumnya. Namun, di pertengahan, keegoisan dari masing-masing membuat hubungan keduanya tak seindah awalnya lagi. Banyak hal yang sudah terjadi dan mereka pendam selama ini. Hal itu pun akhirnya dijadikan sebagai alasan utama mengapa hubungan mereka tidak baik-baik saja. Benarkah alasan utamanya itu? Apakah ada alasan lain yang menghancurkan hubungan mereka? Bagaimana akhir dari kisah romansa putih abu-abu mereka? Apakah mereka akan menyerah begitu saja tanpa ada usaha mempertahankan?


“Jangan terlalu digenggam erat nanti berkarat, jangan terlalu diberi bebas nanti lepas.” [page 297]


***

GILA!! Saya geregetan banget sama tokoh-tokohnya disini. Kak Aci bener-bener bisa menghidupkan cerita dan sepertinya punya kelebihan menjatuh-bangunkan perasaan pembaca. Sekarang, mari menyebutkan keunggulan dari novel best seller ini.

  • Covernya simple, didominasi warna putih dan oranye dengan aksen selembar daun di tengahnya. Sebenernya, rada kurang ‘ngeh’ gitu, sama maksud daun di covernya itu. Tapi katanya, ini ada teorinya loh.
  • Bahasanya ringan, jadi mudah dipahami oleh pembaca masa kini. HOHO.
  • Gaya penulisan yang disajikan oleh penulis mampu menghidupkan cerita. Jadi, feel-nya terasa banget. Saking terasanya, kalian bisa senyum, kesel, baper, jatuh cinta lagi, nangis, dan lainnya at the same time.
  • Alurnya jelas dan nggak belibet kayak benang layangan.
  • Quote-able sekali, karena di awal bab-nya dibuka dengan quotes-quotes yang mampu menggambarkan isi cerita di dalam bab yang bersangkutan. Selain itu, di dialog dan narasinya juga terselip quotes-quotes bijak. So, ini direkomendasikan untuk kalian yang haus akan quotes.
  • Konfliknya ringan, karena termasuk masalah ‘anak muda banget’. Jadi, kalo kalian lagi ngalamin masalah yang sebelas duabelas dengan tokoh-tokoh di cerita ini, mungkin bisa jadi alternatif penyelesaian, daripada curhat ke temen yang cuma penasaran.
Nggak tau harus nulis apa di poin kelemahannya karena selama membaca novel ini saya nggak merasa terganggu ataupun bingung. Entah karena memang bener-bener nggak ada atau gimana. Tapi, kebanyakan para pembaca yang me-review malah masukin tentang ending di kelemahan.

Jadi, secara garis besar, MeloDylan ini lebih berfokus pada penyelesaian masalah Melody. Kalo kalian merasa kurang pas dengan endingnya, bisa baca ulang sambil diresapi. Kemudian, lanjut ke wattpad buat baca MeloDylan 2 Retrouvailles. Dijamin, perasaan kalian ke Dylan akan berubah dari cinta menjadi benci wkwk.

Oiya, MeloDylan ini rencananya juga bakal naik ke layar lebar loh! Yup! Bakal di-film-in. Tapi, nggak tau kapan dan siapa aja pemerannya. Kalo penasaran, silahkan cek di Instagram @asriaci13 atau  @filmelodylan .

Over all, bintang 5 pas kayaknya buat karya Asriaci ini. Penilaian bersifat objektif dan SAMA SEKALI tidak memiliki niatan untuk menjatuhkan atau membandingkan penulis.

Terima kasih sudah membaca.

Silahkan tinggalkan jejak dengan membubuhkan komentar sebagai penyemangat saya untuk terus menuliskan review.


“Aku membuat banyak alasan, namun pada akhirnya aku hanya takut kehilanganmu.” [page 307]
Continue reading REVIEW + RESENSI NOVEL "MELODYLAN" by Asriaci [Ketika Hati Tidak Bisa Memilih]