,

REVIEW + RESENSI NOVEL "DOUBLE A" by Iolana Ivanka [Sebuah Ujian Bagi Adrian]



Judul : Double A
Penulis : Iolana Ivanka
Penerbit : Penerbit Inari
Genre : Fiksi Remaja
Halaman : vi + 330 halaman
Tahun terbit : 2017
Ukuran buku : 13x19cm
ISBN : 978-602-6682-10-9
Harga : Rp 74.000
Rate : 🌟🌟🌟🌟
Blurb :

Anna terjebak di tengah-tengah saat berita tentang Tiara, sahabatnya, sedang pacaran tersebar di seantero sekolah. Anna diminta oleh Tiara untuk pura-pura pacaran dengan Adrian, pacarnya. Alasannya, karena Bu Rahma, ibu Tiara sekaligus guru di sekolah mereka, melarang Tiara pacaran.

Meski enggan, akhirnya Anna menyanggupi meskipun dia menilai Adrian itu bukan cowok baik-baik. Baru meng-iya-kan, Anna sendiri ketimpa musibah.

Karena pekerjaan, ayah Anna dititipkan ke sahabat ayahnya. Sialnya, anak dari sahabat ayahnya adalah Adrian.

Anna dan Adrian akan tinggal serumah! Ini PETAKA!

***

“Double A” ini adalah novel pertama terbitan Inari yang saya baca. Awalnya, saya tidak terlalu excited dengan novel ini. Tapi, ketika searching di google dan baca blurb-nya, entah mengapa rasa penasaran langsung menguar dalam diri saya.

Penyajian blurb-nya mampu menarik saya ke dalam cerita. Seakan-akan saya ikut terjun menjadi tokoh cerita. Menariknya lagi, tokoh yang menjadi “kambing hitam” dalam cerita ini sedikit menyentil tepat di ulu hati saya. Saya sendiri tidak pernah terlibat dalam hal semacam ini, tapi saya pernah menemui dan dicurhati oleh seorang teman yang berada dalam hiruk pikuk hubungan seperti Anna-Adrian-Tiara.

Jadi, sebagai obat penasaran saya akan cerita ini, saya memutuskan membelinya. Hanya butuh waktu satu hari untuk menyelesaikan bacaan ini. Dan, kalian harus tau, bahwa cerita yang disuguhkan dalam novel ini benar-benar LUAR BIASA.

Beli kurma saat Ramadhan,
Sirup juga jangan lupa
Kalo kamu penasaran,
Yuk! Marilah dibaca

***

Cerita ini dibuka dengan artikel yang diterbitkan oleh Komunitas Jurnalis di SMA Cakrawala tentang hubungan backstreet Tiara dan Adrian. Tidak butuh waktu lama untuk menjadikannya hot news, karena semua berita pasti akan diunggah di web komunitas jurnalis dan dapat diakses oleh siapapun, termasuk guru-guru.

Kemunculan berita tersebut membuat Tiara panik setengah mati. Ia dan Adrian telah tertangkap basah oleh salah satu anggota jurnalis sekolahnya saat sedang jalan berdua. Pasalnya, hubungan yang dijalani oleh keduanya ini backstreet, karena orangtua Tiara tidak mengizinkannya berpacaran. Terlebih, ibu Tiara adalah salah satu guru yang mengajar di sekolah yang sama dengannya. Alhasil, demi menyelamatkan dirinya, hubungannya dengan Adrian, dan nama baiknya, Tiara meminta bantuan kepada Anna -sahabatnya- untuk menjadi pacar pura-pura Adrian.

Awalnya, Anna dan Adrian sama-sama menolak. Namun, Tiara terus-terusan memohon hingga akhirnya Adrian pasrah dengan ide gila pacarnya itu. Jujur saja, dalam hatinya, ia ingin hubungan keduanya tidak sembunyi-sembunyi lagi dan bisa diketahui dengan cara yang baik oleh kedua orangtua Tiara. Kekesalan dan amarahnya memuncak ketika Anna -sahabat Tiara- menyetujui ide tersebut.


“Kalian emang yang terbaik,” [page 14]


Tak disangka, sebuah pernyataan mengejutkan keluar dari mulut Tiara. Sebuah pernyataan yang berhasil membuat jantung Anna nyaris berhenti. Sebuah pernyataan yang paling semua orang benci. Sebuah pernyataan yang berkutat dalam rasa dan berpotensi menjadi luka.

Jadi, pernyataan seperti apakah itu? Apakah kalian juga membencinya? Atau, apakah kalian sedang menjalaninya? Temukan jawabannya hanya di novel “Double A” yang bisa kalian dapatkan di toko buku terdekat atau online shop langganan kalian.


“Jadi alesan lo buat minta gue jadi pacar pura-pura Adrian bukan karena lo takut nyokap lo tahu?” [page 28]


Untuk pertama kalinya, Anna dan Adrian makan di meja yang sama saat di kantin. Jangan tanyakan ini ulah siapa, tentu saja Tiara. Sikap Adrian yang acuh pada Tiara membuat Anna kesal. Anna menganggap bahwa Adrian tidak memperlakukan Tiara dengan baik dan hal itu sukses membuat Adrian meradang.


“Lo itu cuma orang luar. Nggak usah ikut campur. Jangan mentang-mentang lo ini sahabat Tiara, lo punya hak buat masuk ke dalam hubungan kita dan ngedikte apa yang harus gue lakuin dalam hubungan ini.” [page 44]


Dalam novel ini, ada tiga keluarga yang diperlihatkan, tapi yang paling menonjol adalah hubungan Anna dan Ayahnya. Hanya berdua saja, karena ibunya meninggal kala Anna masih SMP. Hal itu membuat Anna dan Ayahnya sangat dekat. Mereka seringkali menghabiskan waktu liburan bersama, mengunjungi makam sang Ibu setiap hari ulang tahunnya, atau berbincang saat luang.

Kedekatan keduanya menjadi siksaan berat ketika sang Ayah ditugaskan ke Makassar selama setahun. Anna yang sudah terbiasa bersama sang Ayah meminta untuk ikut ke Makassar. Namun, sang Ayah melarang.

Pada akhirnya, Erga -ayah Anna- menitipkan Anna pada sahabatnya, karena meninggalkan seorang gadis sendirian di rumah terlalu beresiko. Bagi Anna, dunia memang sempit. Ternyata, sahabat Ayahnya yang akan menjadi keluarga sementara Anna setahun ke depan adalah orangtua Adrian. Itu artinya, ia akan tinggal serumah dengan Adrian. What the fyuhh!!


“Ini anak saya yang seumuran sama kamu. Namanya Adrian.” [page 52]


Memang, rasa nyaman muncul karena terbiasa. Anna dan Adrian makin hari makin dekat. Tiara yang mengetahui kedekatan Anna dan Adrian jadi uring-uringan. Entah siapa yang membuat ulah, sekolah kembali dikejutkan dengan perilisan artikel baru mengenai Tiara. Artikel yang membuat Adrian marah besar pada Tiara. Artikel yang menjadi awal kebencian Tiara terhadap Anna. Tiara yang diselimuti oleh amarah dengan mantap mendeklarasikan kebenciannya terhadap Anna. Ia menganggap bahwa Anna mengkhianatinya dengan merebut Adrian.


“Lo bukan sahabat gue. Nggak ada sahabat yang nusuk sahabatnya dari belakang.” [page 185]


Tiara, yang ternyata memiliki sisi jahat menyebarkan gosip dan membocorkan satu hal kepada salah satu anggota komunitas jurnalis. Artikel baru pun dirilis dan langsung menjadi trending topic di sekolah. Sebuah artikel yang membuat Anna-Adrian dibenci, dicaci, di-bully, dan selalu sendiri.

Adrian yang selalu acuh terhadap apapun tidak merasa terganggu. Namun, entah karena apa, ia jadi mengkhawatirkan Anna. Ia tidak ingin Anna terluka. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan Adrian adalah menemui anggota komunitas jurnalis yang merilis artikel tersebut dan meluruskan jalan ceritanya.


“Yang pertama, apa komunitas jurnalis kasih tau apa alasan kami tinggal bareng? Nggak. Kenapa? Karena mereka juga nggak tahu apa alesannya. Yang kedua, apa komunitas jurnalis berusaha buat cari jawabannya? Nggak. Kenapa? Karena yang mereka pikirin itu Cuma keeksisan web mereka aja. Harusnya komunitas kayak gitu bisa jadi wadah positif buat orang-orang yang mau terjun di dunia hiburan. Seharusnya komunitas jurnalis itu ada buat mengungkap kebenaran, kan?” [page 213]


Masalah yang dihadapi oleh Anna dan Adrian tidak hanya sampai disini. Masih ada lagi ulah Tiara yang membuat planning masa depan Adrian hancur. Masalah seperti apakah itu? Yang jelas, ini terlalu jahat untuk ukuran anak SMA *menurut saya sih ya.


“Say goodbye to your dream, Dri.” [page 256]


Ulah Tiara kali ini memang tidak bisa ditoleransi. Anna yang mengetahuinya pun lantas meluapkan amarahnya tepat di depan muka Tiara, disaksikan oleh Adrian juga. Detik itu, Adrian dan Tiara sama-sama kaget melihat sisi lain dari Anna ketika benar-benar marah, kecewa, kesal, dan lainnya.


“Apa yang lo lakuin itu bener-bener rendah, Ra. Lo orang terendah yang pernah gue temuin.” [page 258]


Tuhan memang selalu menghadirkan masa-masa susah sebelum datang masa-masa senang. Anna lulus dengan nilai rata-rata cukup bagus dan berhasil diterima di Singapore Management University. Anna berhasil mewujudkan mimpinya dan orangtuanya. Berbeda dengan Anna, Adrian lulus dengan nilai yang pas-pasan.


“Orang yang pintar bisa kalah sama orang yang tekun. Orang yang tekun juga bisa kalah sam orang yang beruntung. Lo bisa jadi orang yang tekun atau orang yang beruntung itu. If you give up, you will regret it forever, Dri. Nggak ada salahnya buat mencoba, kan?” [page 265]


Tanpa diduga, Adrian justru meminta Anna untuk tidak mengambil beasiswa kuliah di Singapore itu. Lantas, apa yang dilakukan Anna? Menyerah pada impiannya atau meninggalkan Adrian? Bagaimana kelanjutan hubungan Adian dan Anna? Haruskah berhenti begitu saja? Mampukah keduanya mempertahankan hubungan ketika otak dan hatinya berjalan tak saling beriringan?


“I’m sorry because I broke our promise. I’m sorry because I lied to you.” [page 325]


***

FINALLY!! Review berakhir dan saatnya untuk mengisi kategori keunggulan dan kelemahan dari novel “Double A”. Kita mulai dari keunggulannya ya.


  1. Covernya lucu dan keyword-able karena benar-benar menggambarkan keseluruhan cerita. Ada kertas, pensil, gadget, foto dua pelajar dari belakang, kamera, dan penggalan artikel.
  2. Bahasa ringan, kids jaman now banget. Jadi, mudah dipahami.
  3. Konfliknya nggak terlalu berat. So, direkomendasikan untuk kalian yang doyan baca tapi nggak mau puyeng.
  4. Tidak menitikberatkan pada unsur percintaan, karena dipadukan dengan persahabatan, impian, keluarga dan perjuangan. Jadi, nggak terkesan monoton dan nggak akan bosen.
  5. Penggambaran karakternya jelas. Saking jelasnya, sampe saya pribadi jatuh cinta dengan Adrian, pengen neriakin Anna biar sadar, dan jedotin pala Tiara ke tembok biar otaknya rada bener.
  6. Ada banyak kalimat yang bisa dijadikan tips juga motivasi buat kalian yang lagi ngejar beasiswa di dalam atau luar negeri.
  7. Ada beberapa rekomendasi judul lagu dan buku yang bisa kalian nikmati. Kalo lagu ya, silahkan download. Kalo buku ya, silahkan beli atau yang paling enak sih ya pinjem  wkwk.

Disamping itu, ada beberapa hal yang saya sayangkan, diataranya :


  1. Penyelesaian konflik terkesan terburu-buru dan dipotong agar cepat selesai. Tapi itu nggak mengganggu sih sebenernya.
  2. Kejahatan yang dilakukan tokoh antagonis terlalu berlebihan untuk ukuran anak SMA. Saya jadi penasaran, adakah sosok kayak Tiara di muka bumi ini?
  3. Harganya terbilang mahal untuk ukuran pelajar yang doyan jajan seperti saya huhu  Mengingat novel ini tidak terlalu tebal. Tapi, asli sih, meskipun harganya gabisa dijadiin sahabat, tetep aja kalian dapet suguhan bacaan yang bener-bener “berbeda” dari lainnya.

Over all, saya menyukai cerita ini dan bersedia memberikan rate 4 untuk mahakarya milik Iolana Ivanka ini. Novel ini worth it banget untuk dibaca remaja labil yang masih menjadikan sebuah hubungan atau pacar sebagai pembatas mimpi.

Penilaian bersifat objektif dan SAMA SEKALI tidak memiliki niatan untuk menjatuhkan penulis.

Tetaplah jadi generasi muda Indonesia yang suka membaca.

1 comment:

  1. Bagus sekali reviewnya :)
    Udah kayak professional soal ngereview novel ya kakak 😂
    Pasti aslinya orangnya cantik,lucu, dan manis 😊

    ReplyDelete